Peran Gen – Z Dalam Kesadaran Lingkungan , : Membangun Pemikiran Kolektif Untuk Masa Depan Yang Berkelanjutan

by -134 Views

Jakarta – Pajajaranpost.com- Studi kasus kegiatan penanaman Mangrove dalam rangkaian Festival LIKE 2024
dan hari Mangrove se-Dunia tahun 2024.
Sabtu, (10 Agustus 2024) dan berlangsung di kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk (Pos 2), Jakarta Utara.

Poin yang disampaikan, :
– Pendahuluan
1. Mangrove sebagai Ekosistem penting
2. Karakteristik Gen -Z sebagai Agen perubahan lingkungan
3. Tantangan dan peluang merawat alam di era Digital
4. Pendidikan lingkungan dan pengembangan kepemimpinan hijau
5. Kolaborasi dan inovasi menggerakkan aksi nyata
6 .Mengatasi Egosentrisme.

Kesimpulannya, Gen -Z memiliki peran strategis dalam menjaga dan memperbaiki lingkungan. Mereka tidak hanya diharapkan menjadi penggerak perubahan, namun juga memimpin upaya pelestarian lingkungan dengan cara yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah, lembaga Pendidikan, dan organisasi,

Gen – Z dapat menjadi kekuatan utama dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

 

Pendahuluan

1.Mangrove sebagai Ekosistem penting

Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan telah menjadi tantangan global yang semakin mendesak di abad ke-21, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dan ekosistem di seluruh Dunia. Dalam konteks ini, Ekosistem pesisir, khususnya Hutan Mangrove, memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan alam.
Mangrove tidak hanya berfungsi sebagai pelindung alami pantai dari abrasi dan badai, tetapi juga sebagai habitat penting bagi berbagai spesies laut dan burung, serta sebagai penyukong mata pencaharian masyarakat pesisir. Selain itu, Mangrove memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon, menjadikannya salah satu solusi alamiah yang efektif dalam mitigasi perubahan iklim. Dengan adanya hal yang vital ini, program pelestarian Mangrove menjadi semakin penting, terutama dalam merespon
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti penebangan hutan, reklamasi lahan, dan pencemaran.

Dalam menghadapi tantangan global ini, Generasi Z (Gen-Z) yang lahir antara
tahun 1997 hingga 2012 memiliki peran penting sebagai penggerak perubahan. Gen -Z adalah generasi yang tumbuh di era Digital, di mana informasi tentang krisis lingkungan dapat diakses dengan cepat dan mudah. Mereka dikenal sebagai generasi yang memiliki
kesadaran sosial dan lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi dan, mereka memiliki akses ke berbagai platform yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran, mengadvokasi informasi
perlindungan lingkungan, dan terlibat langsung dalam aksi-aksi pelestarian. Dengan semangat dan kreativitas yang dimiliki, Generasi Z diharapkan dapat menjadi pionir dalam upaya melestarikan Mangrove dan menjaga ekosistem pesisir untuk
masa depan yang lebih hijau.

Dalam esai ini, akan dibahas secara mendalam peran Gen – Z dalam meningkatkan kesadaran lingkungan, tantangan yang dihadapi, serta bagaimana mereka dapat memimpin perubahan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Kegiatan ini telah merusak banyak kawasan Mangrove, yang pada gilirannya mengancam stabilitas ekosistem pesisir dan kesejahteraan masyarakat. Taman Mangrove memiliki berbagai manfaat yang penting bagi lingkungan dan masyarakat. Secara ekonomi, kayu Mangrove dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti bahan bangunan, bahan bakar, dan produk kerajinan, sementara daun dan
buahnya dapat diolah menjadi produk pangan seperti sirup dan keripik. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa Mangrove dapat menjadi sumber alternatif Omega-3 DHA, yang biasa ditemukan pada ikan Hiu, sehingga dapat mengurangi tekanan
pada spesies yang terancam punah tersebut. Metodologi penanaman Mangrove memerlukan pendekatan yang hati-hati dan terencana. Langkah pertama adalah pemilihan lokasi yang tepat, yang harus mempertimbangkan salinitas, pasang surut, dan tipe tanah yang sesuai untuk pertumbuhan Mangrove. Bibit Mangrove dapat disiapkan dengan menanamnya langsung di lokasi atau melalui pembibitan terlebih dahulu, dengan memilih bibit yang sehat dan
sesuai dengan kondisi lokal. Penanaman dilakukan dengan cara menanam bibit pada kedalaman dan jarak tertentu untuk memastikan mereka mendapatkan cukup ruang dan nutrisi, dan biasanya dilakukan saat air surut untuk memudahkan akses. Setelah penanaman, perawatan terus-menerus diperlukan untuk memastikan pertumbuhan yang optimal, termasuk pemantauan, pengendalian gulma, dan perlindungan bibit dari hama atau kerusakan lainnya. Dalam beberapa kasus, program rehabilitasi juga diperlukan untuk memperbaiki kawasan Mangrove yang rusak atau untuk mengembalikan Ekosistem yang hilang.

Secara keseluruhan, pelestarian Mangrove adalah upaya yang kompleks namun sangat penting dalam menjaga kelestarian Ekosistem pesisir dan memitigasi dampak perubahan iklim. Melalui pendekatan yang tepat dan partisipasi aktif dari semua pihak,
terutama generasi muda, kita dapat memastikan bahwa Mangrove dan manfaat yang diberikannya dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

2.Karakteristik Gen-Z sebagai Agen perubahan lingkungan.

Gen -Z adalah generasi yang dibesarkan di tengah kemajuan teknologi dan
informasi. Akses mereka terhadap informasi global telah membentuk pandangan Dunia yang lebih terbuka dan kritis, terutama dalam hal isu-isu lingkungan. Menurut survei yang
dilakukan oleh Pew Research Center pada tahun 2020, lebih dari 75% Gen-Z di seluruh Dunia menyatakan bahwa perubahan iklim adalah salah satu isu terbesar yang dihadapi oleh generasi mereka. Hal ini tercermin dalam berbagai gerakan lingkungan yang didominasi oleh kaum
muda, seperti Fridays for Future yang dipelopori oleh Greta Thunberg. Gerakan ini telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia untuk mengambil tindakan dalam melawan
perubahan iklim.

Rahmat Zainal, Ketua Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Provinsi Jakarta Utara, menyoroti bahwa Gen -Z seringkali menginginkan hasil yang cepat dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam upaya pelestarian lingkungan. Namun, ia juga menekankan pentingnya keterlibatan mereka dalam kegiatan jangka panjang yang membutuhkan ketekunan dan komitmen, seperti penanaman dan perawatan Mangrove
di daerah pesisir Jakarta Utara sejak tahun 2010. Generasi muda memiliki potensi luar biasa sebagai agen perubahan dalam upaya
pelestarian lingkungan. Sebagai agen khusus, mereka memiliki kemampuan untuk menggerakkan kesadaran masyarakat melalui media kampanye sosial, pendidikan, dan aksi lapangan yang kreatif dan berpengaruh. Generasi muda yang tumbuh di era digital,dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan inovasi hijau yang efektif dalam mengatasi berbagai masalah lingkungan, seperti polusi, pengelolaan limbah, dan penggunaan energi terbarukan. Selain itu, mereka dapat memainkan peran penting. dalam advokasi dan kepemimpinan lingkungan, dengan menjadi suara yang kuat dalam dialog kebijakan dan mempengaruhi keputusan yang mendukung keberlanjutan. Dengan. energi dan semangat yang mereka miliki, generasi muda dapat memimpin gerakan lingkungan yang mampu membawa perubahan nyata.

3. Tantangan dan Peluang: Merawat Alam di Era Digital

Meski memiliki potensi besar, Gen-Z juga menghadapi sejumlah tantangan
dalam mewujudkan kesadaran lingkungan yang lebih mendalam. Salah satu tantangan utama yang diidentifikasi oleh Ir. Hanni Adiati, M.Si., Staf Khusus Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bidang Jaringan Kerja Masyarakat dan Analisis Dampak
Lingkungan, adalah bagaimana melibatkan Gen -Z dalam kegiatan yang memerlukan inventarisasi dan pendataan ekosistem yang kompleks seperti Mangrove. Menurutnya,
tugas mencatat dan menginventarisasi Mangrove adalah langkah awal yang krusial untuk memastikan perjalanan Ekosistem ini. Dukungan akses yang lebih luas ke teknologi yang relevan, seperti drone, sensor lingkungan, dan perangkat lunak analitik, dapat
memudahkan proses pendataan dan inventarisasi.

Selain itu, Kelik Wirawan, Staf Khusus Menteri LHK Bidang Konstitusional
Masyarakat dan Kemitraan, menekankan bahwa untuk benar-benar efektif dalam upaya pelestarian lingkungan, Gen -Z harus memahami latar belakang Ekosistem yang mereka coba lindungi. Penanaman Mangrove misalnya, tidak sekedar menanam pohon,
namun juga melibatkan pemahaman tentang metodologi yang tepat dalam penanaman dan perawatan jangka panjang. Tantangan lainnya adalah bagaimana Gen -Z dapat mengatasi keinginan untuk hasil yang instan dalam menghadapi proses yang seringkali
lambat dan penuh tantangan.

Namun, di balik tantangan ini terdapat peluang besar. Tasdianto, Staf Ahli Menteri LHK Bidang Energi, menggarisbawahi pentingnya teknologi dalam mendukung konservasi lingkungan. Mangrove tidak hanya berfungsi sebagai sabuk pengaman alami yang melindungi pesisir dari abrasi dan badai, tetapi juga sebagai salah satu penyerap karbon paling efektif di dunia. Di era digital ini, Gen-Z dapat memanfaatkan teknologi untuk menyatukan ekosistem kesehatan, mengidentifikasi area yang memerlukan intervensi, dan bahkan memprediksi dampak perubahan iklim dengan lebih akurat.

4. Pendidikan lingkungan dan pengembangan kepemimpinan hijau

Membangun kesadaran budaya hijau harus dimulai dari lingkungan pendidikan yang terintegrasi ke dalam sistem pendidikan formal dan informal. Hal ini penting agar
kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan tertanam sejak dini. Pendidikan lingkungan tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga harus diimplementasikan melalui
praktik langsung, seperti kegiatan penanaman pohon, daur ulang, dan keterlibatan dalam proyek-proyek lingkungan. Kesadaran hijau juga perlu didorong melalui kampanye masyarakat,
partisipasi masyarakat dalam kegiatan lingkungan, dan dukungan terhadap kebijakan yang mendorong minat. Dengan demikian, kesadaran budaya hijau dapat menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari dan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Untuk mendorong semangat budi daya berkembang di kalangan anak muda, perlu adanya pendekatan yang komprehensif. Pendidikan dan peningkatan kesadaran melalui integrasi pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah dan Universitas adalah langkah awal yang penting.

Program-program yang melibatkan komunitas juga dapat memberikan pengalaman langsung kepada anak muda dalam proyek-proyek
penanaman pohon, urban farming, atau hutan konservasi. Selain itu, memberikan penghargaan atau insentif kepada mereka yang aktif dalam kegiatan ini, seperti beasiswa
atau pengakuan publik, dapat memotivasi lebih banyak anak muda untuk terlibat. Akses yang mudah ke sumber daya, seperti lahan, bibit, dan peralatan, juga sangat penting
untuk mendukung keberhasilan budi daya tanaman di kalangan generasi muda. Pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk kesadaran lingkungan di kalangan Gen -Z. Banyak inisiatif telah diluncurkan untuk mengembangkan kepemimpinan lingkungan di kalangan generasi muda. Kepemimpinan Hijau Indonesia,
Konservasi Lingkungan. Mangrove tidak hanya berfungsi sebagai sabuk pengaman alami yang melindungi pesisir dari abrasi dan badai, tetapi juga sebagai salah satu penyerap karbon paling efektif di dunia. Di era digital ini, Gen -Z dapat memanfaatkan
teknologi untuk menjaga ekosistem kesehatan, mengidentifikasi area yang
memerlukan intervensi, dan bahkan memprediksi dampak perubahan iklim dengan lebih akurat.

Misalnya, adalah salah satu program yang dirancang untuk mencetak pemimpin – pemimpin muda yang memiliki perspektif lingkungan yang kuat. Program ini tidak hanya
memberikan pengetahuan tentang isu-isu lingkungan, tetapi juga membekali para peserta dengan keterampilan praktis dalam advokasi, keterampilan komunikasi publik, dan pengembangan proyek-proyek lingkungan.
Utusan dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB menekankan pentingnya membangun kesadaran
hijau sejak dini. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan mendorong anak muda untuk terlibat dalam budi daya tanaman dan proyek-proyek lingkungan lainnya.
Dengan memberikan kesempatan kepada Gen -Z untuk belajar langsung dari alam, mereka dapat mengembangkan tanggung jawab yang mendalam terhadap lingkungan.
Institut Hijau Indonesia juga aktif dalam mempromosikan kesadaran lingkungan
melalui program-program seperti Green Leader Indonesia dan Green Young Movement. Program-program ini dirancang untuk membangun pemimpin masa depan yang memiliki
komitmen terhadap kemiskinan lingkungan. Selain itu, institut ini juga menjalankan Laboratorium Keadilan Ekologis yang bertujuan untuk mengeksplorasi konsep keadilan
lingkungan dan bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam praktik sehari-hari.

5. Kolaborasi dan Inovasi: Menggerakkan Aksi Nyata.

Kolaborasi dan inovasi menjadi kunci dalam menggerakkan aksi nyata untuk
pelestarian lingkungan. Tantangan lingkungan yang kompleks tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja, melainkan memerlukan sinergi antara berbagai pihak, termasuk Pemerintah, sektor swasta, komunitas, dan individu. Pada saat ini, generasi muda memiliki peran penting sebagai motor penggerak. Mereka dapat memanfaatkan teknologi
untuk menciptakan solusi inovatif yang ramah lingkungan dan mendorong kolaborasi lintas sektor. Misalnya, kampanye lingkungan yang dilakukan melalui Media Sosial telah berhasil mengumpulkan dukungan global dalam waktu singkat, sementara
pengembangan teknologi hijau yang dilakukan oleh start-up yang gerakan anak muda mampu menawarkan solusi berkelanjutan di bidang energi, pengelolaan limbah, dan pertanian. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat upaya pelestarian
lingkungan tetapi juga menciptakan peluang baru bagi inovasi yang berkelanjutan.Menghadapi ancaman krisis lingkungan global membutuhkan aksi kolektif yang melibatkan seluruh komunitas internasional. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan mendorong kerja sama internasional melalui perjanjian iklim dan kebijakan global yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon. Selain itu, penerapan teknologi hijau, seperti energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, dan pertanian berkelanjutan, merupakan langkah krusial dalam merespons krisis ini. Edukasi dan advokasi juga harus terus ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya menjaga lingkungan. Pengurangan jejak ekologi melalui perubahan pola konsumsi dan produksi juga menjadi bagian penting dalam strategi ini, yang mencakup pengurangan limbah, penghematan energi, dan dukungan terhadap produk-produk yang berkelanjutan.

Yayasan Carbon Ethics, yang didirikan pada tahun 2019, adalah contoh bagaimana kolaborasi antara yayasan, institusi pendidikan, dan perusahaan dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan. Yayasan ini telah melakukan penanaman Mangrove di berbagai lokasi di Indonesia, termasuk Kepulauan Seribu, Karawang, Bali, dan Riau, dengan dukungan dari berbagai pihak melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Selain itu, Yayasan Carbon Ethics juga mengembangkan program Kalkulator Penghitungan Karbon yang dapat digunakan oleh individu dan perusahaan untuk mengukur jejak karbon mereka dan berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi.

Perwakilan dari Pencinta Alam Lawalata IPB menambahkan bahwa kegiatan
konservasi lingkungan harus selalu melibatkan kolaborasi dengan para pengambil keputusan setempat. Misalnya, Lawalata IPB telah mengadakan berbagai ekspedisi yang menghubungkan studi lapangan dengan kegiatan konservasi dan
pelestarian lingkungan. Ekspedisi terbaru mereka, yang fokus pada perubahan iklim dan masyarakat adat, dilakukan di Pulau Mentawai, Pulau Buru di Maluku, dan Katingan
di Kalimantan. Melalui kolaborasi dengan masyarakat lokal, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan anggota Lawalata, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat.

6. Mengatasi Egosentrisme

Salah satu hambatan terbesar dalam upaya pelestarian lingkungan adalah
egosentrisme, baik pada tingkat individu maupun institusi. Sikap yang mementingkan diri sendiri atau kelompok tertentu sering kali menghalangi terwujudnya kerja sama yang harmonis dan efektif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya serius untuk membangun pemikiran kolektif yang menempatkan kepentingan lingkungan dan keinginan di atas kepentingan pribadi. Generasi muda, dengan semangat mereka untuk perubahan, dapat berperan sebagai fasilitator dalam proses ini. Melalui pendidikan, dialog, dan partisipasi aktif dalam gerakan lingkungan, mereka dapat membantu pergeseran paradigma dari egosentrisme menuju kesadaran kolektif. Kesadaran ini penting untuk memastikan bahwa tindakan-tindakan yang diambil untuk lingkungan tidak hanya berdampak sementara, tetapi mampu menciptakan perubahan jangka panjang yang berkelanjutan.

Utusan dari Institut Hijau Indonesia menekankan bahwa Gen Z, dengan tingkat literasi yang tinggi dan keterampilan digital yang kuat, memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam membangun pemikiran kolektif ini. Mereka dapat menggunakan media
sosial dan platform digital lainnya untuk menyebarkan kesadaran dan mendorong
partisipasi publik dalam isu-isu lingkungan.

Kesimpulan , :

Gen -Z adalah generasi yang memiliki potensi besar untuk memimpin perubahan dalam kesadaran dan tindakan lingkungan. Mereka dilengkapi dengan teknologi, pendidikan, dan akses informasi yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya, memberikan mereka alat yang diperlukan untuk mengatasi tantangan lingkungan yang
semakin kompleks. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, mereka perlu mengatasi tantangan seperti keinginan akan hasil yang cepat dan egosentrisme yang mungkin muncul di antara berbagai pihak yang terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan.
Membangun pemikiran kolektif yang kuat dan berkoordinasi secara efektif adalah kunci untuk memaksimalkan potensi Gen -Z dalam upaya pelestarian lingkungan. Merusak Perilaku lingkungan harus menjadi lawan, dan generasi muda, terutama Gen -Z, harus menjadi
penggerak utama dalam menjaga dan memperbaiki ekosistem yang rusak. Dengan dukungan yang tepat dan kolaborasi yang kuat, Gen-Z memiliki kemampuan untuk membawa perubahan yang nyata dan berkelanjutan. (REDAKSI).

 

Oleh : Dhyan Chairunissa Januaristy

Program Studi Magister Konservasi Laut, FPIK Universitas Padjadjaran

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.